KOTA BATU - Apel gelar pasukan dalam rangka siaga darurat bencana Hidrometeorologi di Wilayah Kota Batu Pada Musim Hujan Tahun 2022/2023 digelar pada Kamis Pagi (3/11). Bertempat di Lapangan Timur Balaikota Among Tani, bertindak sebagai pembina Apel, Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf Mohammad Imam Gogor Agnie Aditya.
Peserta Apel Gelar Pasukan terdiri dari prajurit TNI, Polri, Satpol PP, Damkar, Tagana, Dinas Sosial, Dinas Kesehatan, PMI, anggota Pramuka yang termasuk dalam Tim Komando Penanggulangan Bencana. Tim Komando penanggulangan bencana tersebut terbagi dalam klaster ekonomi, klaster pendidikan, klaster kesehatan, klaster sarana prasarana, dan berbagai klaster lainnya.
Dalam sambutan Walikota Batu yang dibacakan pimpinan Apel Danrem 083/Baladhika Jaya, Kolonel Inf M.I Gogor A.A menyampaikan" Dalam Rangka Siaga Darurat tersebut, Dibentuklah Tim pelaksana Sistem Komando Penanganan Darurat Bencana, Sebagai Bentuk Peningkatan Kesiapsiagaan serta kewaspadaan, antispasi dan respon cepat kedaruratan bencana, dengan mengerahkan segenap unsur Pentahelix Se Kota Batu.
Berdasarkan kondisi geografis, topografis serta kajian risiko bencana, di kota batu terdapat potensi ancaman bencana yaitu: tanah longsor, banjir bandang dan genangan, gempa bumi, epidemi penyakit, letusan gunung api, cuaca ekstrim/angin kencang, dan kebakaran hutan/lahan dengan fenomena peningkatan kejadian bencana setiap tahunnya.
Sementara itu, berdasarkan data statistik kejadian bencana di kota batu tahun 2021, sebanyak 152 kejadian bencana yang didominasi bencana hidro-meterologi 98?n 2?ncana geologi.
Sedangkan data kejadian bencana di hingga bulan oktober tahun 2022, telah terjadi sebanyak 110 kejadian bencana yang didominasi oleh bencana hidro-meterologi, yaitu tanah longsor 55 %, banjir 27 %, dan angin kencang 18 %.
Dalam acara ini tampak hadir Wali Kota Batu, Dewanti Rumpoko dan Wakil Wali Kota Batu, Punjul Santoso, jajaran Forkopimda Kota Batu, perwakilan Polres Komandan kodim 0818, perwakilan kejaksaan, DPRD Kota Batu, dan OPD Kota Batu.
Selain itu, Gogor juga menekankan untuk melakukan sosialisasi bencana dan evakuasi masyarakat yang terancam bencana. Untuk itu harus dilaksanakan pengamatan, kajian dan analisis tentang gejala bencana dan penyebarluasan informasi peringatan bencana.
Untuk menjaga perekonomian, Gogor mengarahkan untuk melakukan stabilisasi harga komoditas pangan akibat bencana dan cuaca ekstrim. Simulasi, gladi dan latihan terpadu menghadapi bencana. Serta penggunaan belanja tidak terduga untuk mengatasi dampak ekonomi karena bencana.
Pengelola satuan pendidikan memperhatikan 3 pilar Satuan Pendidikan Aman Bencana (SPAB) dengan pemantauan dan koordinasi bersama wali murid dan pihak sekolah.
Beliau berpesan agar Masyarakat menyiapkan jalur dan tempat evakuasi berbasis keluarga
Biasakan melihat prakiraan cuaca serta mengenal potensi bencana menggunakan aplikasi InaRisk Personal.
Gogor juga berpesan agar masyarakat yang tinggal di lereng atau dataran rendah, jika hujan intensitas lebat durasi lebih dari 1 jam dan jarak pandang kurang dari 50 meter, segera lakukan evakuasi mandiri ke tempat yang lebih aman
“Penanggulangan bersifat preventif dengan membuka ruang yang lebih luas untuk pencegahan dan menjadikan keluarga tangguh bencana sebagai dasar dari pencegahan bencana.” Jelas Gogor. (Penrem 083/Bdj)